Komunikasi yang baik penting untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Begitu pula komunikasi orangtua dengan anak. Itulah sebabnya mereka harus menjadi seorang pembicara sekaligus pendengar (komunikator) yang baik bagi anak-anaknya:
Dalam buku “How to Influence Children: Harmonisasi Hubungan Orangtua-Anak, Charles Schaefer, Ph.D memberikan tips kepada orangtua agar menjadi pembicara yang baik, yaitu: a) Singkat dan ringkas. Jangan mendominasi percakapan dan hindari perkataan yang panjang lembar. Beri kesempatan anak berbicara. Dengarkan sepenuhnya ketika anak berbicara. Ciptakan komunikasi timbal balik dan dialogis. b) Gunakan kata-kata sederhana, jelas, dan ekspresi yang tepat. Anak lebih cepat memahami yang dilihat. Alangkah baiknya bila menerangkan dengan contoh atau gambar. Untuk menerangkan konsep yang abstrak, misalnya kematian, hubungkan dengan kejadian sehari-hari. Misalnya: Dia sudah tidak bergerak lagi seperti kucing Amir yang mati kemarin.
c) Gunakan bahasa imajinatif (simile, metafora, symbol) untuk memanfaatkan daya imajinasi anak. d) Bicaralah yang baik, halus dan menghargai anak. Jangan bicara bernada menghina, dogmatis atau menyindir, dan jangan menghentikan perkataan anak selagi ia belum selesai bicara. Perhatikan perkataan-perkataan yang akan anda ucapkan sehingga anak dapat memahaminya dengan mudah. e) Percakapan harus mengasyikkan, hidup dan bersemangat. Jangan terlalu lama menghentikan percakapan. Gunakan ekspresi yang baik, jangan kaku dan monoton. f)
Berikan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan secara langsung. Bila anda mempunyai rasa jengkel terhadap anak, ekspresikan secara langsung (tapi tidak berlebihan), jangan mengungkapkannya dengan cara lain. Anak akan cepat menangkap ekspresi yang anda sampaikan asal dengan cara tepat. f) Pilihlah waktu yang tepat, gunakan waktu ketika anda sedang santai sehingga dapat memberikan perhatian penuh. Salah satu saat yang tepat adalah sewaktu anak pulang sekolah, ketika sedang menikmati makanan kecil, atau yang lainnya.
Bagimana unttuk menjadi pendengar yang baik bagi anak? Menurut Schaefer: a) Tunjukkan rasa tertarik saat memperhatikan aktivitas anak. Mereka akan bertambah semangat dan giat. Juga akan merasa dekat dengan anda. b) Pada saat tertentu anak sangat membutuhkan keberadaan orangtua untuk mendengarkan atau menuruti kebutuhannya, misalnya ketika sedih, takut, kecewa, atau lainnya. Mereka juga mengharap agar orangtua mau bercerita mengenai pengalaman atau berita yang menyenangkan. Anak mengharapkan orangtua tidak terlalu sibuk, tapi dapat meluangkan waktu bercakap- bersama. Sepulang dari sekolah merupakan waktu yang baik untuk berada bersama-sama. Bila orangtua sibuk di luar rumah usahakan untuk menyempatkan diri berbicara atau menerima telepon dari anak. Jika terpaksa tidak dapat melakukan kontak, pembantu rumah tangga bisa menjadi pengganti.
c) Konsentrasilah mendengarkan anak, jangan membagi perhatian terhadap hal lain. Carilah waktu yang tepat dan santai untuk bercakap-cakap dengan anak. Jangan memilih waktu saat nonton tv, bermain, memasak. Jagalah kontak mata untuk menunjukkan bahwa anda benar-benar memperhatikan. Buatlah suatu kesempatan agar anak bisa berdua bersama anda, misalnya mengajaknya jalan-jalan. d) Sabarlah dan beri kepercayaan si anak untuk berani berbicara. Sebagian anak memerlukan pancingan untuk memulai berbicara, misalnya: Ceritakan kegiatanmu seharian, Saya ingin tahu kegiatanmu di sekolah sehari tadi. Seandainya cerita putus di tengah seraya mengucap Hmm, anu apa itu , anda bisa memancing kembali, misalnya: Kemudian apa lagi, Apa yang kamu lakukan kemudian ? Jangan biasakan memutus pembicaraan si anak selama dia belum selesai bercerita. Banyak orangtua yang melakukan demikian, mungkin karena sudah tahu apa yang akan dikatakan; ini tidak benar.
e) Perhatikan sikap anda. Banyak orangtua tidak tahu bagaimana harus bersikap ketika menyampaikan pesan pada anak. Misalnya sikap mendengarkan, tertarik, memperhatikan. Ada beberapa sikap utama untuk memberikan perhatian pada anak: menatap dengan penuh perhatian, duduk mendekat, seolah bersikap peka, menegakkan tubuh, menghadap pada pembicara, menjaga kontak mata.

