Kedudukan Sang Nabi Saw di Balik Isra’ dan Mi’raj

Peristiwa Isra dan Mi’raj yang diyakini bertepatan dengan tanggal 17 Juni – tahun ke-10 atau ke-11 dari kenabian – , tentunya tidak hanya berkenaan dengan turunnya perintah shalat lima waktu. Melalui peristiwa Isra’, terlebih-lebih Mi’raj, Nabi Muhammad Saw menyaksikan tanda-tanda kekuasaan Allah yang paling besar dan mengagumkan. Beliau melihat langit dan bumi secara lebih jelas. Beliau melakukan perjalanan dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsa di Palestina, dilanjutkan hingga ke tempat tertinggi di langit, Sidratul Muntaha, hanya dalam waktu amat singkat, semalam. Dalam perjalanan luar biasa itu, Allah Swt memperlihatkan kepada Nabi Saw berbagai kejadian yang kesemuanya menunjukkan kebesaran Allah Swt.

Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Isra : 1) “Sesungguhnya dia (Muhammad) telah melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar.” (QS. An-Najm : 1-18)

Isra’ Mi’raj merupakan jamuan kemuliaan dari Allah Swt. Isra’ Mi’raj adalah perjalanan penghibur hati sesudah beliau ditinggal wafat istri tercinta (Khadijah) dan paman yang senantiasa melindungi (Abu Thalib), serta ketika dirinya mengalami penghinaan, penolakan, dan pengusiran dari penduduk Thaif serta sikap permusuhan kaum Quraisy Makkah.

Pengalaman Isra’ Mi’raj mengandung makna yang sangat dalam. Di balik peristiwa ini, mengesankan bahwa kedudukan Nabi Muhammad Saw sangat “istimewa” di hadapan Allah Swt. Di antara keistimewaan lain di samping sebagai “jamuan” atau “penghibur lara” di kala beliau berduka, sang Nabi ternyata memilih kembali ke bumi dari pada mengajukan diri hidup bahagia “di langit”. Padahal di bumi, beliau harus menanggung beratnya penentangan kaum kafir yang memusuhi dakwah beliau. Karena semangat dakwahnya yang luar biasa serta kemuliaannya itulah Allah pun bershalawat atas Nabi Saw. Sekali lagi, beliau sangat istimewa dalam pandangan-Nya.

Isra’ Mi’raj juga kian menegaskan kedudukan beliau yang sesungguhnya. Muhammad Saw bukanlah pemimpin dari komunitas, suku, bangsa, atau negara tertentu. “Di langit”, beliau bertemu dengan para nabi terdahulu seperti Nabi Isa As yang disebut Yesus oleh umat Kristen, Nabi Musa As yang diakui pula oleh umat Yahudi, serta para nabi lainnya.

Muhammad Saw merupakan Nabi sekaligus Rasulullah yang membawa risalah langit ke bumi, membawa risalah Sang Pencipta kepada seluruh umat manusia. Kejadian Isra’ menandai pula bahwa Muhammad Saw adalah nabinya dua kiblat (Masjidil Haram dan Masjidil Aqsa), Imam Masyriqain dan Imam Maghribain.Isra’ Mi’raj bukanlah mimpi atau sekadar perjalanan ruhani. Isra’ Mi’raj adalah mukjizat yang benar, yang dilakukan dengan menyertakan tubuh dan ruh Nabi sebagai layaknya manusia. Itulah sebabnya, persitiwa ini menjadi ujian keimanan, khususnya bagi para pengikut beliau sendiri.

Seandainya peristiwa yang menyertai Isra’ dan Mi’raj hanya melibatkan ruh, atau cuma mimpi, niscaya tidak ada keanehan bagi yang mendengarnya. Di dalam mimpi, manusia terbiasa melihat sesuatu yang tidak sesuai kenyataan atau tidak terlintas dalam fikiran. Seandainya Isra’ Mi’raj merupakan perjalanan ruhani atau cerita dari alam mimpi, tentu Nabi akan mengatakan bahwa itu adalah wahyu. Mereka pun akan menyamakannya dengan wahyu yang biasa datang kepada beliau. Bagi umat Islam, salah satu pembuktian mengimani mukzizat tersebut adalah dengan menerima “oleh-oleh” dari perjalanan yang menakjubkan itu; menjalankan shalat lima waktu dalam sehari semalam.

Untuk informasi lebih lanjut silahkan berkunjung ke kantor KIAS Travel daerah Bintaro yang beralamat di Ruko Kebayoran Arcade Cove Blok KA/B3-62 Jalan Boulevard Raya Bintaro Jaya Sektor 7, Pondok Jaya Pondok Aren, Tangerang Selatan. kode Pos 15222. Telpon : 0821-7171-7005.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *